Setelah sebelumnya mengulas tentang hari lahir Jakarta,
Kisah Si Pitung, dan Cerita Dari Kampung Cidodol Jakarta, Sabtu (14/7), kini di
akhir pekan ini Kampung Budaya Betawi Ancol, Minggu (15 Juli 2018), kembali
menampilkan talkshow dengan tema Cerita Sejarah Kampung Luar Batang.
Pagelaran talkshow yang dihelat di Gedung Nort Art Space
(NAS), Pasar Seni Ancol, yang juga menjadi tempat pemeran Wall Of Frame Betawi
tersebut menampilkan pembicara Tokoh Kampung Luar Batang, sekaligus Ketua Umum
Sunda Kelapa Heritage, Daeng Mansur. Selain itu juga hadir Candrian Attahiyyat,
Arkeolog UI sekaligus Tim Ahli Cagar Budaya Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Sejarah, Kampung Luar Batang yang berada di wilayah
Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, memiliki sebuah Masjid bersejarah yang
dibangun pada tahun 1739 oleh Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus. Masjid
tersebut merupakan bagian dari cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
“Indonesia tentunya menjadi salah satu Negara yang paling
banyak disinggahi para wali - ulama Muslim yang diyakini memiliki beragam
keramat atau kemampuan di luar nalar. Salah satunya yakni Habib Husein bin
abubakar Alaydrus,” ungkap Daeng mengawali pembicaraannya kepada Media ini.
Hingga saat ini, makam beliau di Sunda Kelapa, Jakarta Utara
ramai dikunjungi peziarah dari dalam maupun luar negeri. Kebanyakan dari mereka
datang mengharap berkah atau jalan keluar masalah, namun tak jarang juga yang
datang hanya ingin mengenal siapa sebenarnya Habib Husein Luar Batang.
Daeng menambahkan, bahwa Habib Husein bin Abdullah bin abu
bakar Alaydrus atau sekarang dijuluki Habib Husein Luar Batang berasal dari
Hadhramaut, Yaman Selatan. Beliau hijrah meninggalkan tanah airnya setelah
mendapat restu dari sang IBU. Keputusan untuk pergi menyebarkan Islam ia ambil
pasca Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad gurunya meninggal dunia tahun 1720.
“Awalnya, ia singgah di Gujarat, India, namun tak lama
pindah ke nusantara. Beliau sempat menyambangi Aceh, Banten, Cirebon, dan Jawa
Timur. Namun akhirnya memutuskan untuk menetap di sunda Kelapa,” ujarnya.
Sunda Kelapa itu sendiri, menurut Daeng Mansur, adalah
sebuah kota lama, juga dikenal dengan pasar Ikannya Jakarta, pada waktu itu
termasuk Bandar yang paling ramai di Pulau Jawa. Di tepi pantai terlihat
rumah-rumah nelayan dan warung-warung yang mereka kelola sebagai usaha
sampingan.
Singkat cerita, nama Luar Batang sendiri yang kini tidak
hanya menjadi julukannya, namun menjadi nama Masjid dan kampong disana dan itu
memiliki kisah sendiri, pasca wafatnya almarhum Habib Husein bin Abdullah bin
Abu Bakar Alaydrus, atau kini dijuluki Habib Husein Luar Batang.
“Adapun pada makam Habib Husein tertulis, Habib Husein bin
abubakar bin Abdillah Alaydrus wafat pada hari kamis 27 Ramadhan 1169 H
bersamaan dengan tanggal 24 Juni 1756” pungkas Daeng Mansur mengakhiri
perbincangan singkatnya dengan Wartawan GMN.
@ diolah dari berbagai sumber
@ diolah dari berbagai sumber