Selain problem antara POLRI Vs KPK beberapa waktu terakhir, belakangan
ini muncul perseteruan baru yaitu antara Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok Vs DPRD DKI. Permasalahan dana
siluman di APBD versi DPRD menjadi pemicu keributan ini. Selain itu,
juga muncul wacana hak angket yang awalnya disetujui oleh hampir semua
fraksi di DPRD DKI.
Gubernur Ahok
Menanggapi hal tersebut, Gubernor Ahok yang terkenal ceplas ceplos
tersebut mengumpulkan lurah dan camat se-DKI di Balai Kota DKI Jakarta.
Seperti diberitakan Merdeka (4/3/15), Ahok meminta para lurah dan camat
memilih APBD versi Pemprov DKI atau APBD versi DPRD DKI Jakarta.
Ternyata, hasilnya cukup mengejutkan. Hampir semua lurah dan camat
dibuat bingung dengan anggaran yang terdapat di APBD versi DPRD DKI
Jakarta. Banyak ditemukan perubahan nilai anggaran, hingga nilai yang
dibulatkan.
Diungkapkan Camat Cengkareng Ali Maulana Hakim kepada Merdeka, terjadi
penggelembungan dana anggaran dari jumlah yang sudah diusulkan pada saat
musrenbang. Nilai penggelembungan tersebut mencapai dua kali lipat,
dari nilai yang sudah diusulkan melalui e-budgeting.
“Banyak sekali anggaran untuk perbaikan dan
pemeliharaan. Kami butuh program itu bagus, tetapi semua anggaran itu
tidak ada dalam pembahasan kami. Tambahan dari DPRD sekitar 7 miliar,
jadi totalnya 14 miliar,” katanya di Balai Agung, Balai Kota DKI
Jakarta.
Selain itu, pernyataan Lurah Jelelambar, Jakarta Barat Muhadi juga tak
jauh berbeda. Ia mendapati anggaran untuk kerja bakti di wilayhnya
mengalami pembulatan. Padahal, dalam e-budgeting angkanya tidak bulat.
“Kalau e-budgeting ada koma enggak genap. Kalau DPRD genap semua.
Pelaksanaan kerja bakti Kelurahan Jelalambar Baru kalau kami RP
122.537.602 sementara DPRD Rp 123.000.000,” jelas Muhadi.
Masih ada lagi, misalnya Kelurahan Kamal yang merasa tidak pernah
mengusulkan pembuatan gapura ornamen Betawai. Lurah Joko Mulyono
mengatakan ia tidak setuju dengan anggaran siluman yang nilainya
mencapai 150 juta, dimana tidak pernah diusulkan di musrenbang.
Sementara Kecamatan Tambora, yang hanya mengajukan dana sebesar 7
miliar, terjadi penambahan dana sekitar Rp 2,26 miliar. Penambahan dana
tersebut bukan untuk pengadaan, melainkan urusan seperti menguras
saluran, sosialisasi, dialog interaktif dan biopori.(suaranews/simomot)
DPRD vs Ahok Akhirnya Merembet Ke Lurah dan Camat se-DKI Jakarta
By -
Thursday, March 05, 2015
0
Tags: