Ya, Sutrisna merupakan salah satu kader
yang dianggap mumpuni, bahkan Sutrisna pernah ditugaskan oleh Partai, untuk
mendampingi bapak jokowi berkampanye dan blusukan ke wilayah Tambora dan
sekitarnya pada saat pemilihan Gubernur DKI tahun 2014 lalu.
Berkat kerjasama bersama anggota, dan
pengurus partai dan juga tokoh masyarakat di wilayah Tambora, akhirnya,
perolehan suara untuk Jokowi bersama Ahok diwilayah Kecamatan Tambora pun lumayan
baik.
Namun, entah apa yang ada dipikiran pria
yang pernah menjabat sebagai mantan Ketua RW dan juga Ketua Dewan Kelurahan
saat itu memutuskan untuk keluar dari partai PDI Perjuangan.
Pada 7 September 2015, Sutrisna secara
pribadi meninggalkan partai PDI Perjuangan dan bergabung dengan partai PERINDO.
Apa yang membuat dia tertarik bergabung dengan Partai PERINDO?
Seperti wawancara pada Megapolitan Pos ini, Sutrisna mengungkapkan alasannya bergabung pada Partai besutan Hary Tanoesoedibjo tersebut.
Seperti wawancara pada Megapolitan Pos ini, Sutrisna mengungkapkan alasannya bergabung pada Partai besutan Hary Tanoesoedibjo tersebut.
Anda sangat cukup lama
mengabdikan diri di Partai PDI Perjuangan, mengapa anda keluar dari partai
tersebut?
Memang benar, saya sudah cukup lama mengabdi di partai yang disebut sebagai Partainya wong cilik. Namun, tentunya paling tidak saya memerlukan energi baru yang tentunya semua itu perlu proses.
Memang benar, saya sudah cukup lama mengabdi di partai yang disebut sebagai Partainya wong cilik. Namun, tentunya paling tidak saya memerlukan energi baru yang tentunya semua itu perlu proses.
Apakah Anda sedih sudah meninggalkan keputusan untuk bergabung di Partai PERINDO ?
Jujur, dibilang sedih saya tidaklah sedih, tapi kalau ditanya kecewa, justru saya kecewa dengan tidak adanya perhatian buat saya ketika saya ikut berjuang di partai tersebut. Tapi sekarang ini Partai PERINDO tengah membangun visi misi yang sangat pro rakyat dan saya ingin menjadi bagian di dalamnya.
Lalu, kenapa Anda memilih Partai PERINDO dan tidak memilih Partai lain ?
Saya tidak mau bergabung di Partai yang hanya mementingakan partainya saja bahkan hanya mencari keuntungan bagi para pengurus partainya saja. Bersama PERINDO, saya yakin itu semua tidak ada pada PERINDO, dan saya yakini suara PERINDO suaranya warga masyarakat Indonesia.
Bagaimana dengan Pimpinan
Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo ? Apakah ada yang spesial dari Bapak Hary
Tanoesoedibjo, di mata Anda?
Bagi saya bapak Hary adalah sosok yang peduli terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, bahkan yang saya lihat saat ini spertinya program-program yang pro terhadap masyarakat sudah berjalan dengan baik, beliau merupakan pimpinan yang sangat fokus terhadap perekonomian bangsa dan juga pemberdayaan rakyat kecil.
Pada tahun 2014 lalu, Anda gagal menjadi seorang anggota dewan DPRD DKI Jakarta, Bisa diceritakan perjalanan anda selama mencalonkan diri tersebut ?
Bagi saya bapak Hary adalah sosok yang peduli terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, bahkan yang saya lihat saat ini spertinya program-program yang pro terhadap masyarakat sudah berjalan dengan baik, beliau merupakan pimpinan yang sangat fokus terhadap perekonomian bangsa dan juga pemberdayaan rakyat kecil.
Pada tahun 2014 lalu, Anda gagal menjadi seorang anggota dewan DPRD DKI Jakarta, Bisa diceritakan perjalanan anda selama mencalonkan diri tersebut ?
ya, karena saya suka dalam berorganisasi, jadi pada saat itu saya dipercaya oleh Partai untuk maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta, namun saya gagal untuk menjadi angota dewan, karena pada saat itu saya hanya berjalan seorang diri tanpa adanya bantuan dan juga tandem seperti calon yang lainnya.
Apa tujuan anda pada saat
menyalonkan diri sebagai Caleg ketika itu ?
Saya menyalonkan diri sebagai anggota dewan
lain tidak lain hanyalah ingin mengembalikan citra anggota dewan yang kala itu
jarang sekali mereka turun kemasyarakat, kecuali ketika waktu tertentu saja.
Banyak alasan yang tidak jelas, ketika saya
gagal pada pileg tahun lalu, saya hanya bisa mengatakan dalam pribahasa “Habis Manis Sepah Dibuang”.
Kenapa, Anda bisa
berpribahasa seperti itu ?
Jujur, walaupun saya mengabdi sekitar 20
tahunan di Partai PDI Perjuangan, paling tidak bagi saya itu sudah cukup lama,
pengabdian saya, kontribusi saya, pemikiran saya, bahkan tenaga saya tentunya
semua itu adalah suatu hal yang patut dihargai, Namun, kenyataannya ketika saya
gagal pada pileg tahun lalu, tidak ada satu pun para petinggi partai yang mau melirik
saya, bahkan perhatian serta ucapan terimakasih untuk saya pun tidak ada sama
sekali.
Apa janji anda untuk Partai
PERINDO selanjutnya ?
Setelah berpikir panjang dan juga
dorongan keluarga, saya siap bergabung dengan partainya besutan bapak Hary, saya
pun berjanji ingin dengan sekuat tenaga membesarkan partai PERINDO, yang telah
banyak dan terbukti kepeduliannya kepada masyarakat kecil, terutama
pemberdayaan masyarakat kecil serta dengan komitmennya pun sesuai dengan visi
dan misinya.