Sebagai informasi, dahulunya Kali Besar memiliki sebutan De Groote Rivier, di sana aliran kali yang besar dijadikan tempat jalur perahu-perahu yang membawa rempah-rempah menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Wajar saja kawasan ini menjadi rebutan, karena komoditi rempah di Batavia waktu itu dikuras kemudian dijual keseluruh pelosok dunia.
Simon selaku kepala kelurahan Roa malaka mengungkapkan pada saat menyaksikan pemindahan Tugu perahu miniatur yang bernuansa
Sejarah pada zaman VOC dipertigaan jalan Kali Besar Rt 006/03 Kelurahan Roa malaka Kecamatan Tambora Jakarta Barat.
"Dengan perkembangan jaman kini kali besar akan di percantik dan di perindah oleh pemerintah propinsi Dki jakarta dan akan di jadikan kota wisata yang bersejarah perahu yang bernuansa sejarah (rilitnya) akan di pindahkan untuk sementara agar keberadaan fisik tetap kokoh tidak rusak,"ungkapnya.
Selanjutnya, Simon menjelaskan kepada awak Media Pewarta Tambora "dikali besar masih memiliki sebuah jembatan merah yang sekarang dikenal dengan Jembatan Kota Intan,"tandasnya.
Simon juga mengungkapkan, di saat menyaksikan pemindahan perahu miniatur yang nuansa bersejarah menurutnya Kali Besar ini dulunya dideskripsikan sangat rapih, tertata, dan bersih, sehingga sering juga dijadikan tempat kencan anak muda selama di sana.
"Terbayang kan dulunya kali ini se indah apa, mungkin akan sama Kali Besar seperti Venesia, Tetapi, di luar sejarah yang indah, ada juga sejarah mengerikannya,"terangnya.
Ketika zaman VOC, masyarakat Tiongkok semakin banyak mengais peruntungan di Jakarta, sehingga mereka harus membatasi warga China yang masuk, namun itu mendapat perlawanan dari China. Alhasil, para tentara Belanda diperintahakan untuk membunuh dan membantai etnis Tionghoa saat itu.
Toko Merah ini menjadi tempat pembantaian, pemerkosaan, dan penyiksaan pada etnis Tionghoa
Begitu pilu dan kejam sejarah yang terjadi ratusan tahun ini.
"Sekarang, bangunan sudah dilakukan pemugaran yang membuatnya lebih modern, dan cantik untuk di jadikan kota wisata,"tuturnya. (Lutfi).