JAKARTA - Ketua FKDM kecamatan tambora menyampaikan duka mendalam kepada para korban meninggal dan yang saat ini tengah dirawat di rumah sakit akibat peristiwa bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam kemarin.
FKDM menyatakan, peristiwa teror bom tersebut sebagai tindakan keji, dan biadab terhadap kemanusiaan. "Teror bom ini tindakan keji dan biadab. Orang tidak berdosa menjadi korban," tandas ketua FKDM kecamatan tambora lutfi ramli, Kamis (25/5/2017), di Jakarta.
Atas peristiwa bom tersebut, pihaknya meminta aparat keamanan segera mengusut tuntas pelaku terorisme ini. Namun demikian, kata Lutfi ramli, berdasarkan analisa FKDM, teror bom bunuh diri di Halte Bus Trans Jakarta di Kampung Melayu sudah direncanakan.
"Ini (teror bom) terkait dengan instruksi dari ISIS internasional untuk melakukan serangkaian aksi terorisme di beberapa tempat baru-baru ini," jelas Lutfi.
Dia menyebutkan beberapa peristiwa terorisme di beberapa negara merupakan perintah langsung ISIS internasional. Di antaranya, tindakan menabrak massal kerumunan orang di New York City's Times Square pada 18 Mei 2017; aksi bom bunuh diri di Irak belum lama ini; bom bunuh diri konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Senin (22/5/2017) malam waktu setempat; pendudukan yang berujung pada baku tembak dengan sekelompok orang yang diduga ISIS di wilayah Marawi, Filipina pada Selasa (23/5/2017), dan termasuk aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.
"Khusus aksi ISIS di Marawi, Filipina, banyak didukung anggota Ansoru Daulah Indonesia," katanya.
Lutfi ramli mengatakan, jika dilihat dari konteks nasional, bom bunuh diri di Kampung Melayu tersebut adalah merupakan aksi balas dendam pihak Jamaah Ansoru Daulah (JAD) Indonesia atas anggotanya yang tewas di Tuban, Lumajang, dan Poso oleh aparat kepolisian.
Berdasarkan analisa FKDM, lanjut dia, pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 3 anggota polisi (termasuk 2 orang pelaku) dan 10 korban luka parah, adalah anggota JAD.
"Ada dugaan mengarah pada salah satu pimpinan JAD. Dia marah dan balas dendam karena salah satu pelaku terorisme yang ditembak mati polisi adalah saudaranya," tukas Lutfi, yang juga dikenal sebagai seorang yang berkecimpung di Communitas Forum Deteksi Kewaspadaan
Dia menjelaskan, meski telah dipenjara tapi beberapa pimpinan JAD masih dapat memberikan perintah atau fatwa melakukan amaliyah jihad, seperti aksi bom bunuh diri.
"Ada beberapa orang ini yang masih bisa menfatwa kan untuk melakukan amaliyah jihad. Nah, karena yang bisa menjenguk di penjara hanya keluarga, bisa jadi perintah jihad diberikan melalui keluarganya," kata Lutfi Ramli.
Lutfi Ramli memaklumi aparat keamanan, terkesan kecolongan atas peristiwa bom Kampung Melayu. Pasalnya, saat ini jaringan atau sel terorisme di Indonesia dibuat kecil dengan sistem sel terputus.
"Sel jaringan mereka dibuat kecil dengan sel terputus. Hanya dengan 2-3 orang bisa melakukan teror," ujarnya.
Lutfi mengimbau, dengan masih adanya aksi teror di negeri ini, pihaknya berharap pemerintah bersama 3 pilar dan para elemen masyrakat Rt/Rw Ormas Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat tetap terus melakukan sejumlah langkah waspada.
"Salah satu tujuannya untuk melakukan deteksi dini terhadap potensi ancaman terorisme atau radikalisme. FKDM siap bekerjasama untuk melakukan sosialisasi atau kampanye anti-radikalisme, termasuk kontra radikalisme. Apalagi kita punya instrumen lengkap hingga ke tingkat kelurahan, tingkatan paling bawah," katanya.
(25/5)Eka M.
FKDM KECAMATAN TAMBORA KECAM TEROR BOM KAMPUNG MELAYU
By -
Friday, May 26, 2017
0