Dalam sambutannya, ketua setwil DKI Haris Supriyono ucap
syukur atas disahkannya kepengurusan setwil DKI. "Alhamdulillah, atas
kekuatan dan kebesaran Alloh SWT hingga keinginan menjadikan FPII melebarkan
sayapnya terwujud,” sambutnya dengan penuh harap.
Sambungnya, "dengan terbentuknya FPII Sekretariat
Wilayah DKI Jakarta, maka semakin besar kekuatan kegiatan kejurnalistikan di
Ibu Kota tercinta ini. Sehingga FPII yang dianggap forum “sampah” kini terbukti
mampu dalam berkarya tanpa ada pendana.
“FPII hadir dengan kekuatan jurnalis independen yang
benar-benar lahir dalam keberagaman dari sekian ratus media massa,” ucap Haris.
Haris menambahkan, FPII Setwil DKI Jakarta telah mendapatkan
amanah dalam menjalankan roda organisasi kepengurusan kewartawanan guna
membentuk karakter dan mencetak jiwa-jiwa jurnalis yang professional serta
menjunjung tinggi independensi jurnalistik sejati.
Kebanggaan bagi FPII Setwil DKI Jakarta menjadi catatan
penting. Pengukuhan kepengurusannya mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
Forum Pers Independent Indonesia (FPII) yang lahir atas
dasar niatan khusus dalam menjalankan jurnalistik dan bernapaskan
idealisme dan independen, tetap menjunjung tinggi semangat kebersamaan sebagai
jiwa dan raga dalam tubuhnya.
Ketua Setwil FPII DKI Jakarta, Haris Supriono mengatakan,
terbangunnya FPII bukan karena bayaran apalagi setoran. Sebagai kuli tinta dan
juru warta yang independen, FPII tak mau dianggap sebagai “manusia munafik”.
Sebab image wartawan independen dianggap sok jaim.
“FPII hadir bukan sebagai musuh Negara, karena tergabungnya
awak media di FPII adalah manusia pilihan yang memiliki independensi tinggi dan
tidak mudah tergoyah dalam menjalankan berbagai tugas jurnalistik,” kata Haris,
Senin (17/07) dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta.
Dikatakan Haris, kehadiran FPII sebagai barometer pemerintahan di
Republik ini, sangat berpengaruh kuat didalam menyajikan informasi-informasi
ter up to date. Maka Tidaklah mudah menjadi jurnalis di Ibu Kota, tantangan dan
rintangan pun tanpa sekat dan nafas.
“Maka rambu-rambu, etika, estetika, etitut adalah acuan
ketat bagi awak media independen. Untuk itu kami bertekad akan memperkuat
pondasi dengan nawaitu dan niat yang tulus dalam pengabdian kepada bangsa
tercinta. Sebab terwujudnya cita -cita luhur, merupakan garda terdepan dan
pilar ke empat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkapnya.
Keinginan kuat pihaknya bergabung dalam FPII hanya ingin
memperkuat dan mempertahankan jiwa independensi sebagai jurnalis sejati, maka
dengan semangat serta motto “Kami Jurnalis Bukan Teroris” adalah sebagai
motivasi dan suport dalam langkah dan perjalanan sebagai pewarta.
“Untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada Ketua
Presidium FPII Kasih Hati beserta seluruh jajarannya, Ketua Setnas, Mustofa
Hadi Karya beserta Jajarannya, Dewan pembina Mayjen (purn) Tatang Zaenudin,
Direktur Rumah Media D. Roy Wijaya, Kepala Balai Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango Adison serta seluruh tim panitia dan temen temen media yang ikut
serta menyaksikan pengukuhan kepengurusan setwil kami," ujar Haris. (Heri/FPII)