Pewarta-Tambora.com, Jakarta - Delegasi bisnis dari Kerajaan Maroko berkunjung ke Republik Indonesia dari tanggal 11 hingga 15 Oktober 2017 dalam rangka Trade Expo Indonesia ke-32. Delegasi yang terdiri atas 30 pengusaha ternama itu mewakili tiga wilayah/kota di Kerajaan Maroko, yaitu Wilayah Fez-Meknes, Souss-Massa dan Kota Casablanca.
Salah satu tujuan utama kunjungan para pengusaha dari negara berjuluk 'Negeri Matahari Terbenam' itu adalah untuk meningkatkan perdagangan dan menggali peluang investasi antara kedua negara. Sebagai hasil awal dari kunjungan mereka, tiga perjanjian Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) telah ditandatangani pada Kamis 12 Oktober 2017, bertempat di Kantor Kadin Komite Timur Tengah dan Negara-Negara OKI.
Perjanjian-perjanjian ini meliputi dua Nota Kesepahaman antara Kamar Dagang, Industri dan Jasa Wilayah Fez-Meknes dengan mitranya Kamar Dagang dan Industri Jakarta (Kadin Jakarta), dan satu lagi Nota Kesepahaman antara lembaga yang sama dengan Kadin Banten.
Dalam rangka mempromosikan, memperbaiki dan mengembangkan hubungan bisnis antara kedua negara, penetapan “Joint Morocco-Indonesia Business Council” juga ditandatangani antara “Morocco-Indonesia Business Council” yang didirikan di Casablanca pada 2014 dan “Indonesia-Morocco Business Council” yang didirikan di Jakarta pada Maret 2017.
Pada akhir kunjungannya di Indonesia, delegasi Maroko yang dipimpin oleh YM Ouadiâ Benabdellah, Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Republik Indonesia, diterima oleh YM Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, pada Jumat 13 Oktober 2017 yang juga menyambut baik kunjungan delegasi Maroko ke Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, YM Enggartiasto Lukita dan YM Ouadiâ Benabdellah menekankan pentingnya ditetapkan Preferential Trade Agreement (PTA) yang sedemikian mendesak dalam memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan antara Kerajaan Maroko dan Republik Indonesia.
Delegasi Maroko menyampaikan penghargaan tertingginya pada YM Enggartiasto Lukita atas pidato yang disampaikan YM Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, pada seremoni pembukaan Trade Expo Indonesia ke-32 pada Rabu 11 Oktober 2017 mengenai pentingnya pasar non-tradisional dan pasar-pasar baru untuk Indonesia khususnya di Afrika.
Terkait ini, YM Ouadiâ Benabdellah menggarisbawahi stabilitas dan posisi strategis Maroko sebagai penghubung di wilayahnya yang dapat berperan sebagai gerbang yang aman bagi produk dan investasi Indonesia menuju pasar Afrika.
Kunjungan delegasi Maroko ke Indonesia juga merupakan peluang yang baik untuk menjembatani asosiasi bisnis dan pengusaha dari Indonesia dengan Maroko sekaligus memudahkan masyarakatnya untuk bepergian antara kedua negara tanpa visa (bebas visa).
Kunjungan ini juga tentunya akan mempererat hubungan ekonomi bilateral dan menghasilkan lebih banyak kerjasama antara Indonesia dan Maroko yang merupakan salah satu pasar non-tradisional yang paling utama, aman dan penting bagi komunitas bisnis Indonesia. (Diah/Red)
Salah satu tujuan utama kunjungan para pengusaha dari negara berjuluk 'Negeri Matahari Terbenam' itu adalah untuk meningkatkan perdagangan dan menggali peluang investasi antara kedua negara. Sebagai hasil awal dari kunjungan mereka, tiga perjanjian Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) telah ditandatangani pada Kamis 12 Oktober 2017, bertempat di Kantor Kadin Komite Timur Tengah dan Negara-Negara OKI.
Perjanjian-perjanjian ini meliputi dua Nota Kesepahaman antara Kamar Dagang, Industri dan Jasa Wilayah Fez-Meknes dengan mitranya Kamar Dagang dan Industri Jakarta (Kadin Jakarta), dan satu lagi Nota Kesepahaman antara lembaga yang sama dengan Kadin Banten.
Dalam rangka mempromosikan, memperbaiki dan mengembangkan hubungan bisnis antara kedua negara, penetapan “Joint Morocco-Indonesia Business Council” juga ditandatangani antara “Morocco-Indonesia Business Council” yang didirikan di Casablanca pada 2014 dan “Indonesia-Morocco Business Council” yang didirikan di Jakarta pada Maret 2017.
Pada akhir kunjungannya di Indonesia, delegasi Maroko yang dipimpin oleh YM Ouadiâ Benabdellah, Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Republik Indonesia, diterima oleh YM Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, pada Jumat 13 Oktober 2017 yang juga menyambut baik kunjungan delegasi Maroko ke Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, YM Enggartiasto Lukita dan YM Ouadiâ Benabdellah menekankan pentingnya ditetapkan Preferential Trade Agreement (PTA) yang sedemikian mendesak dalam memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan antara Kerajaan Maroko dan Republik Indonesia.
Delegasi Maroko menyampaikan penghargaan tertingginya pada YM Enggartiasto Lukita atas pidato yang disampaikan YM Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, pada seremoni pembukaan Trade Expo Indonesia ke-32 pada Rabu 11 Oktober 2017 mengenai pentingnya pasar non-tradisional dan pasar-pasar baru untuk Indonesia khususnya di Afrika.
Terkait ini, YM Ouadiâ Benabdellah menggarisbawahi stabilitas dan posisi strategis Maroko sebagai penghubung di wilayahnya yang dapat berperan sebagai gerbang yang aman bagi produk dan investasi Indonesia menuju pasar Afrika.
Kunjungan delegasi Maroko ke Indonesia juga merupakan peluang yang baik untuk menjembatani asosiasi bisnis dan pengusaha dari Indonesia dengan Maroko sekaligus memudahkan masyarakatnya untuk bepergian antara kedua negara tanpa visa (bebas visa).
Kunjungan ini juga tentunya akan mempererat hubungan ekonomi bilateral dan menghasilkan lebih banyak kerjasama antara Indonesia dan Maroko yang merupakan salah satu pasar non-tradisional yang paling utama, aman dan penting bagi komunitas bisnis Indonesia. (Diah/Red)