PEWARTA-TAMBORA.COM, Jakarta - Era globalisasi seperti saat ini, pengetahuan dunia digital harus dimiliki. Derasnya arus informasi menuntut individu senantiasa up to date agar tak tertinggal. Namun, dampak negatifnya, banyak beredarnya berita ataupun informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan alias Hoax.
"Jaman sekarang, perang dilakukan bukan dengan senjata pedang, pistol atau sejenisnya. Melainkan dengan menggiring informasi yang belum tentu kebenarannya seolah-olah benar, melalui media sosial. Dan efeknya sangat luar biasa karena bisa memperkeruh suasana," papar Faika Putri, Puteri Pewarta Indonesia 2013.
Dara kelahiran Surabaya 24 tahun lalu ini prihatin dengan semakin banyaknya hoax atau berita bohong yang beredar di dunia maya. Penyebaran hoax sangat mudah dan cepat tersebar dimana-mana. Masalahnya, penyebaran berita hoax bisa menyebabkan kesalahpahaman. Hal-hal yang buruk bila tersebar tanpa konfirmasi, bisa merugikan banyak pihak.
"Masyarakat dituntut menjadi masyarakat yang cerdas informasi agar bisa memilah dan memilih mana yang fakta, dan mana yang Hoax," ungkap Faika.
Untuk itu, Puteri Pariwisata Jawa Tengah dan Finalis Puteri Purbasari Indonesia ini mengaku punya beberapa tips agar tidak mudah terprovokasi berita hoax.
Antara lain, tidak perlu ikut komentar yang aneh-aneh di media sosial, kendalikan emosi dan jangan mudah terpancing berita hoax, cermati kebenaran info yang kamu terima, perbaiki diri sendiri dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang negatif, dan sebarkan hal positif ke sekitarmu dan berhenti share berita atau status yang mungkin memicu perselisihan.
Selain tips diatas, Sarjana Ekonomi yang mengaku mendapatkan pendidikan jurnalistik saat di perkuliahan dan PPWI ini mengatakan pendidikan dasar jurnalistik itu penting. Perlu ditanamkan dan diajarkan kepada pelajar sejak duduk di sekolah dasar. Hal ini agar siswa berminat dan mau berkecimpung dalam dunia tulis menulis di media manapun.
"Adanya pendidikan dasar jurnalistik ini dapat membantu masyarakat untuk mengasah kemampuan menulis yang baik, benar, dan sesuai dengan etika jurnalistik," urainya.
Faika juga berbagi pengalaman selama mengemban amanat sebagai Duta PPWI dan Puteri Pewarta Indonesia. Kegiatan yang dilakukan adalah mensosialisasikan dan menghadiri sebagai ikon dan narasumber kegiatan pendidikan dan pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh PPWI yang bermitra dengan Divhumas Polri, TNI, dan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan PPWI. Dan kegiatan sosial, edukasi, serta kunjungan ke sekolah atau universitas untuk sosialisasi dan memberikan pelatihan jurnalistik di seluruh Indonesia. (BRM/Red)
Post a Comment
0Comments
3/related/default