PEWARTA-TAMBORA.COM,
Jakarta - Ancaman dan intimidasi kembali menerpa Wartawan di Timika Papua.
Ancaman datang dari oknum polisi satuan shabara Polres Mimika, Bripka Daniel
Sitawa menggunakan senjata laras panjang dengan dua penyangga di depan,
disertai amunisi lengkap yang diarahkan kepada wartawan.
Ancaman yang dinilai bukan main-main itu ditanggapi
langsung Ketua Presidium Forum Pers Independen Indonesia (FPII), Kasihhati.
"Ini merupakan preseden buruk bagi situasi keamanan
di Timika, khususnya bagi kalangan Wartawan, sebab tindakan kekerasan dan
ancaman ini sangat luar biasa," jelas Kasihhati kepada Wartawan di
Jakarta, Kamis, (7/12/2017).
Senjata kaliber berat dengan dua penyangga dan ribuan
amunisi lengkap dan seolah-olah siap menyerbu Wartawan? "Perilaku ini
jelas mengerikan. Oknum itu ingin membantai wartawan? ini tak cuma membahayakan
rekan-rekan Wartawan yang bertugas, namun juga memalukan Korps Polri.
Tak cuma sekedar
dilakukan penindakan Hukum, namun harus ada solusi yang masif yang harus
dilakukan Polri untuk membenahi personil mereka di Timika, Papua." Kata
Wanita yang akrab dipanggil Bunda ini.
Kasihhati menekankan, Polri tak cuma harus membenahi
personilnya dari tindakan kekerasan, namun harus ada tindakan menyeluruh
lainnya agar peristiwa itu tidak terulang. Hal ini sama saja membongkar borok
keamanan di Papua terutama di Timika yang saat ini masih bergejolak. Terlebih
dengan ucapan sang Oknum yang begitu mudahnya menyatakan akan bergabung dengan
KKB?
"Ketika pandangan Oknum itu begitu mudahnya
mengucapkan akan bergabung dengan KKB, maka inilah titik rawan terjadinya
pengkhianatan terhadap NKRI. Rasa nasionalisme yang luntur ini jelas bisa
membahayakan Korps Polri yang termasuk menjadi garda terdepan keamanan bangsa
Indonesia, khususnya dalam negeri." kata Kasihhati.
"Apalagi ketika sang Oknum sudah menganggap wartawan
sebagai musuh, maka tidak tertutup kemungkinan akan ada tindakan yang sama dari
oknum-oknum Polisi lainnya yang bertugas disana yang juga menganggap wartawan
sebagai Musuh, kan ini mengerikan," tambah dia.
Kasihhati pun menyarankan agar wartawan lebih merapat ke
TNI untuk sementara waktu ini demi keselamatan diri mereka, sebab meskipun
kasus ini sudah ditangani Polda Papua, namun kewaspadaan tinggi bagi wartawan
yang bertugas di Timika sangat diperlukan.
"Kalau oknum tersebut tidak suka dengan masalah
pemberitaan yang ditulis oleh teman-teman, ada ruang memberikan hak jawab.
Kalau ada masalah pribadi bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Bukan
arogansi begitu. Hal ini tidak bisa ditolerir, hukum dan bila perlu dipecat
agar jadi efek jera buat yang lain," tegas Kasihhati.
Meski begitu, Kasihhati juga menghimbau kepada
rekan-rekan wartawan yang bertugas di Timika untuk tetap melakukan koordinasi
kepada Kepolisian setempat jika memang ditemukan masalah yang menyangkut
personil Polisi.
Sebelumnya diketahui, peristiwa ancaman dengan senjata
laras panjang terjadi di tempat kongkow wartawan di Timika. Dalam keadaan
mabuk, oknum polisi satuan shabara Polres Mimika, Bripka Daniel
Sitawa, mendatangi lokasi nongkrong wartawan sekitar pukul 24.30 WIT, lusa
lalu, Selasa 05/12/2017) di Timika-Papua.
Dari arah kantor Lantas Oknum Anggota Polisi itu
mendatangi lokasi yang menjadi tongkrongan para wartawan sambil teriak wartawan
siapa yang jago disini. Ucapnya sambil berjalan menuju arah kios sambil memukul
atap seng.
Tidak hanya itu oknum polisi itu juga memaki seluruh
wartawan dengan kata-kata itu yang sangat menciderai profesi wartawan.
"Kalian wartawan tidak tau malu, kalian hidup dari
polisi saja kok gaya sekali. Info dapat dari polisi kok,” ucapnya dengan nada
dipengaruhi minuman keras. Melihat aksinya itu beberapa anggota polisi yang ada
di TKP satu perwira dan tiga anggota lainya berusaha menenangkan oknum polisi
tersebut ke lantas.
Suasana sempat hening namun tiba tiba oknum polisi itu
kembali dan menantang para wartawan, "Siapa yang jago disini anj*ng,
sambil mengepalkan tangan ke arah wartawan seputar Papua.com.
Sambil teriak mana Saldi mana Saldi, “bilang sama dia
Jangan sampai saya ketemu dia, saya ramas dia, saya baru dari Tembagapura,
kalian jago sekali eee, saya tidak takut di pecat kalau saya dipecat saya
gabung dengan KKB, saya tembak mati kalian semua, saya punya peluru 1.700 butir
peluru di rumah.
"Saya anak Papua yang punya tanah ini, dan tau basis
OPM itu ada disaya punya tempat di keroom. Saya akan tembak mati kalian. Saya
siap diperiksa propam," kata sang Oknum.
Oknum polisi kemudian pergi dan kembali lagi sekitar 30
menit dengan mengunakan ojek sambil membawa senjata Laras panjang dengan
penyangga dua didepan. (pakai kaki) dengan amunisi lengkap.
Setelah puas memaki dia pergi lagi dan sekitar pukul
02.00 WIT dini hari dia kembali dengan membawa senso dan merusak bangku dan
meja yang ada. Untungnya pada saat melakukan aksi perusakan, sudah tidak ada
wartawan atau orang lain yang nongkrong di tempat tersebut.
Pernyataan Polisi
Menyikapi banyaknya pemberitaan di atas kejadiaan
tersebut, Kabid Humas Mabes Polri mengatakan akan berkoordinasi dengan pimpinan
kepolisian di Mimika.
"Saya minta beri jaminan keamanan kepada rekan-rekan
wartawan di sana. Perlu ada pengamanan secara tertutup, dengan menempatkan
intelijen di tempat-tempat berkumpulnya wartawan. Ini juga untuk mengantisipasi
pihak-pihak ketiga yang masuk dan memperkeruh masalah." jelas dia.
"Kami berusaha bagaimanapun rekan-rekan dalam
situasi aman di sana. Yang bersangkutan akan kami bawa dari timika untuk
diperiksa di Jayapura. Semua akan diselidiki, termasuk apa maksud pernyataan
Pelaku ingin bergabung dengan KKB. Kami akan dalami, apa maksud dari pernyataan
itu." Pungkasnya. (fpii-in/red)