PEWARTA-TAMBORA.COM, Jakarta –Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta
Warga Indonesia (DPN PPWI) berencana akan menggelar perhelatan akbar bertajuk
"Doa Nasional Rawat NKRI" pada bulan Mei 2018 mendatang. Hal itu
disampaikan Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA kepada media ini
melalui pesan WhatsApp-nya, Sabtu, 27 Januari 2018.
"PPWI Nasional sedang mempersiapkan acara doa bersama
dari warga oleh warga untuk bangsa Indonesia. Nama acaranya Doa Nasional Rawat
NKRI, melibatkan sebanyak mungkin elemen dan sub elemen bangsa dari seluruh
pelosok Nusantara," jelas Wilson yang terpilih lagi sebagai Ketua Umum
PPWI dalam Kongres Nasional PPWI November 2017 lalu di Gedung Nusantara V
Kompleks MPR RI Senayan Jakarta.
Kegiatan itu, lanjut lulusan PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012
ini, dilandasi oleh pemikiran dan pertimbangan atas kondisi bangsa Indonesia
saat ini yang menghadapi tantangan zaman yang semakin berat. Perkembangan
teknologi informasi yang semakin canggih melahirkan pola komunikasi dan
penyebaran informasi yang baru, berbeda jauh dengan pola-pola komunikasi di
masa lalu.
System dan desain komunikasi antar manusia, antar kelompok
masyarakat, dan antar bangsa, dalam dua dekade terakhir telah memunculkan
berbagai fenomena baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, Indonesia.
"Kita memasuki era baru yang penuh perubahan dan kejutan. Teknologi
informasi yang semakin canggih dan rumit telah melahirkan pola hidup baru bagi
setiap manusia di dunia ini, termasuk bangsa kita. Rasa berbangsa dan bernegara
kita juga sudah mulai berubah, bergeser dari kondisi dua-tiga puluh tahun
lalu," imbuh lulusan pasca sarjana dari tiga universitas terbaik di Eropa
(Universitas Birmingham, Inggris; Universitas Utrecht, Belanda; dan Universitas
Linkoping, Swedia) itu.
Dalam rangka menjaga rasa kebangsaan dan nasionalisme
Indonesia, menurut lelaki dari suku bangsa Mori, salah satu suku terbesar di
Sulawesi Tengah itu, kita perlu melakukan olah rasa, olah spiritual, olah
batin. Menyerahkan bangsa Indonesia ini kepada yang maha kuasa, menyerahkan
segala persoalan yang dihadapi bangsa dan negara kepada yang maha mengatur alam
semesta ini.
"Acara Doa Nasional Rawat NKRI yang akan kita
laksanakan nanti adalah wujud penyerahan total bangsa kita secara batiniah
kepada Sang Pencipta Alam Semesta, seraya kita sampaikan isi hati bangsa
se-nusantara yang tetap ingin bersatu padu, ingin hidup bersama dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak inginkan perpecahan antar suku antar
agama antar ras dan antar golongan atau keompok, menolak permusuhan satu dengan
lainnya, dan menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas Tuhan Yang Maha Esa untuk
membimbing setiap hati anak-anak bangsa ini kepada keinginan yang kita sudah
sampaikan kepada-Nya itu," urai peraih gelar Master of Science (M.Sc) in
Global Ethics dari Inggris ini.
Saat ditanya mengapa memilih Mei 2018 sebagai momentum
pelaksanaan acara doa nasional ini, Wilson menjelaskan bahwa acara ini
diselenggarakan dalam rangka memperingati dua momentum penting bangsa, yakni
Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional. "Acara ini
dilaksanakan dalam rangka mengisi peringatan Hardiknas 2 Mei dan Harkitnas 20
Mei 2018," katanya.
Bentuk acara yang akan digelar nanti semacam perhelatan
bersama rakyat dari semua latar belakang suku, agama,, ras, antar
golongan/kelompok. Warga berkumpul untuk menyampaikan doa bersama, membacakan
ayat-ayat suci dari semua kitab suci agama dan kepercayaan yang ada oleh
penganut masing-masing, mengikrarkan kehendak bersama merawat NKRI, dan
menggelar acara ragam budaya nusantara dari Merauke hingga ke Sabang.
"Acara intinya nanti terdiri dari 4 mata acara, yakni:
pembacaan ayat-ayat suci dari semua agama dan aliran kepercayaan yang ada di
Indonesia, pembacaan doa bersama oleh setiap pemimpin umat dan kelompok
masyarakat, pengucapan ikrar peneguhan tekad merawat kebangsaan dan NKRI, serta
pagelaran beragam budaya nusantara," tutur alumni Program Persahabatan
Indonesia-Jepang tahun 2000 yang disponsori oleh Japan International
Cooperation Agency itu.
Wilson berharap kegiatan yang direncanakan dilaksanakan di
Bandung ini akan didukung bersama oleh segenap elemen bangsa, baik yang ada di
dalam negeri maupun di luar negeri. "Kita undang segenap elemen dan sub
elemen bangsa yang ada di negeri ini, dari tokoh agama dan kepercayaan,
perwakilan dari 700-an suku yang ada. raja, sultan, datuk, dubalang, pimpinan
puak, budayawan, seniman, kalangan pendidikan dan profesional, perwakilan
diaspora dan naturalisasi, serta pejabat pemerintah, legislatif dan yudikatif,
semuanya kita harapkan berpartisipasi dan berkenan hadir dalam Doa Nasional
Rawat NKRI ini," urainya penuh harap. (APL/Red)