“Itu bukan saya, bukan saya yang nyerahin kupon ZIS, bukan saya yang
nyerahin berkas, karena itu ada timnya sendiri, namanya E-Waroeng,” kata
M.Thamrin seperti dikutip Warta Kota, Kamis (5/4/2018).
Dikatakannya, bahwa dirinya hanya bertanggung jawab melakukan
monitoring atau pengawasan penyaluran Bantuan Pangan Non tunai oleh agen dan
E-Waroeng. “Awalnya data memang saya yang mengkoordinir, karena Kesra urusannya
dengan data bukan penyaluran. Setelah prosesnya, baru kemudian penyaluran oleh
E-Waroenglah yang bertanggung jawab,” imbuhnya.
Lebih jauh, Kasi Kesra M.Thamrin menyampaikan, dari data awal sebanyak
940 warga Kelurahan Angke yang mendapat bantuan PKH dan BPNT, kemudian
penyesuaian hingga tersisa 835 orang warga. “PKH (Program Keluarga Harapan) itu
mereka hanya dapat uang tunai. Ada yang dapat PKH dapat BPNT dan ada juga yang
dapat PKH tidak dapat BPNT,” terangnya.
Selama ini, ia mengaku tidak mengetahui besaran uang ZIS yang dipungut
E-Waroeng kepada warga penerima BPNT. Selain itu, menurutnya tidak ada warga
yang menyampaikan keluhan secara langsung kepada dirinya mengenai proses
penyaluran BPNT.
“Januari itu ada ZIS, Februari itu ada ZIS karena ada tumpangan.
Kemarin (Maret) ada uang Plastik. Saya enggak tahu ZIS-nya berapa karena bukan
saya yang menginstruksikan,” jelasnya.
M.Thamrin merasa pemberitaan yang beredar merupakan sebuah bentuk upaya
pembunuhan karakter dan pencemaran nama baik yang membuahkan trauma bagi
dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.
“Berita tersebut adalah ‘presure’ yang cukup bagus. Istri saya juga
ikut stres, anda tahu nggak bagaimana ‘presure’ ke keluarga saya, anak saya
masih kuliah, belum lagi keluarga saya yang di Kalibata, mereka tahu. Abang
saya, kakak perempuan saya, kakak ipar saya. Masa adek gue duit Cuma 7 ribu aja
udah gelap,” ungkapnya.
Kasi Kesra Kelurahan Angke itu sudah menunjuk seorang pengacara untuk
membela dirinya dari kabar, pemberitaan dan tudingan yang diarahkan kepadanya.
“Nanti kalau ada apa pun yang berkenan dengan pernyataan saya dan
sebagainya, sama pengacara saya saja. Namanya Rasyid Ridho, dia masih di
Pekanbaru,” bebernya.
Ia meminta pihak-pihak tertentu supaya tidak menganggap remeh dirinya
yang terlihat seperti orang biasa.
“Saya di depan kan orang biasa. Tapi mas nggak tahu kan dibelakang saya
ada siapa. Nggak tahu kan? Makanya jangan melihat orang, menyepelekan dari satu
hal yang kayak gitu. Ada dibelakang saya banayk orang kuat yang siap membantu
saya. Tanpa saya minta pun mereka sudah bergerak sendiri, karena mereka tahu
kualitas saya seperti apa,” pungkas M.Thamrin. (hamdi/Wk)