Pewarta-Tambora.com, JAKARTA – Festival lomba bedug tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat, yang bertempat di ruang Ali Sadikin Kantor Walikota Jakarta Barat siang tadi berakhir ricuh. Lantaran, diduga adanya kecurangan panitia dalam memberikan penilaian terhadap para peserta pukul bedug. Sehingga, salah satu peserta diluar dari peserta dari tingkat Kecamatan tiba-tiba memperolah juara pertama.
Namun, kericuhan itu tidak berlangsung lama, setelah para peserta festival lomba tersebut diberikan pengarahan oleh dewan juri lainnya.
Pada saat penilaian ada ketegangan antara salah satu grup peserta dengan dewan juri. Salah seorang peserta memprotes atas penilaian dewan Juri yang dianggap kurang konsisten.
”Seharusnya juara tiga itu Palmerah bukan Kebon Jeruk.Panitia seharusnya tau. Udah titik juara tiga,” cetus salah satu peserta festival lomba bedug tersebut.
Sementara itu Asisten Kesra Pemko Administrasi Jakarta Barat Yunus Burhan menjelaskan, peristiwa yang terjadi antara dewan juri dan peserta lomba hanya sebuah miss komunikasi.
“Persoalan itu hanya mis komunikasi saja, tapi sudah beres semua. Pak Wali kan sudah sampaikan.Karena untuk acara Gubernur. Kita harus tampil yang terbaik, sebab tahun lalu kita juara paling bontot,” ujar Yunus Burhan.
Ia mengatakan, grup peserta berjumlah sembilan.Diantaranya delapan Kecamatan dan satu merupakan binaan Kota Jakarta Barat.
”Semuanya main, kita cari yang terbaik.Ternyata yang terbaik binaan kita.Tapi masalah itu sudah beres, dan juaranya dia adalah juara satu, Kecamatan Tambora, juara dua Kecamatan Kebon Jeruk dan juara tiga adalah Kecamatan Palmerah. Sementara Kecamatan Kembangan memperoleh juara empat K,” pungkas Yunus Burhan
Rep :
Post a Comment
0Comments
3/related/default