Heri Tambora mengusulkan Pemilihan Anggota Legislatif
(Pileg) diharapkan kedepan dapat dilakukan secara terpisah dari Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Pasalnya, ditahun ini rasanya Pileg
seperti dianak tirikan.
“Saya melihat dan merasakan sebagai masyarakat biasa begitu kurang
baiknya pemilu di tahun 2019 ini, karena pemilu presiden digabung dengan pemilu
legislative,” ungkap Heri Tambora kepada Media ini.
Menurutnya, Pemilu serentak membuat atensi masyarakat pada
Pileg berkurang. Padahal menurunt dia, Pileg tak kalah penting dari Pilpres
yang dapat menentukan kualitas pembuatan kebijakan pemerintah selama lima tahun
kedepan.
Dikatakannya, dalam pemilu serentak tahun ini dilihatnya
masih banyak juga masyarakat dibuat bingung, terlebih dalam pemilihan warga
Jakarta dihadapkan dengan sekaligus empat suara pencoblosan dan juga ukuran
kertas suara yang didapatnya.
Seperti apa yang disampaikan LSI Denny JA, Pemerintah sehat
itu adalah meja yang berdiri di tiga kaki, kaki pertama adalah eksekutif, kaki
kedua legislative dan kaki ketiga yudikatif. Jika satu kaki tidak kokoh karena pemilunya
tak diperhatikan tak kokoh pula meja itu.
“Jadi kita melihat dari sini bahwa ketika digabung yang
terjadi pemilu legislative tidak mendapat porsi yang seharusnya,” ungkap Denny
JA.
Selain itu, lanjutnya, nuansa dominan momen Pilpres juga
memiliki efek tidak adanya pertarungan antar partai, Partai-partai teratas kini
sudah otomatis terisi oleh partai yang memiliki Capres dan Cawapres.
“Pileg saat ini rasanya tenggelam, karena ramainya pilpres
dan kurang mendapat perhatian penuh dari masyarakat termasuk dari media
sendiri. Oleh karena itu, harus dievaluasi dan saya yakin semua sepakat harus
dievaluasi,” pungkasnya. (ril)