Pewarta-tambora, Jakarta - Webshare Museum Mandiri, kegiatan sharing secara daring yang diprakarsai oleh Museum Mandiri, hari ini sudah memasuki minggu ketiga, setelah sukses dengan Webshare #1 berjudul “Interpretasi dan Analisa Data Followers Media Sosial Museum Mandiri dan Webshare #2 berjudul “Daya Tarik Visual Heritage Museum Mandiri”, kali ini Museum Mandiri mengusung tema “Museum Mandiri dan Komunitas”, yang dihelat dekat lorong kantor Operasional Museum Mandiri pada Rabu (30/09/20) pukul 10.00 WIB.
Acara ini dibuka oleh Marsad selaku MC sekaligus moderator yang terlebih dahulu menyajikan video-video kesenian tanjidor serta berbagai kegiatan di Museum dan dihadiri para pembicara yang masing-masing menguasai dibidangnya.
Pembicara pertama yang memulai sesi sharing adalah Kartum Setiawan selaku Founder Komunitas Jelajah Budaya (KJB). Beliau menjabarkan presentasi yang berjudul “Komunitas, Sejarah, Museum” dimana para peserta Webshare dijelaskan bagaimana keterkaitan sejarah, museum, dan komunitas.
Dalam pembicaraannya Kartum menerangkan, Komunitas dapat membantu museum berkomunikasi kepada masyarakat perihal informasi koleksi, visi, misi, program, dan sebagainya, KJB sendiri sejak tahun 2000 telah melakukan banyak kegiatan seperti Jelajah Kota Tua, Jelajah Pecinan Glodok, dan bekerja sama dengan Komunitas Sepeda Onthel Kota Tua, dalam program yang bekerjasama dengan Bank Mandiri, KJB juga pernah membagikan rompi bagi para pengendara sepeda onthel tersebut.
Di Museum Mandiri sendiri, KJB mempunyai kegiatan trademark yaitu “Night Time Journey at Museum”. Kegiatan ini dulu sangat populer di kalangan pecinta museum dan budaya, terutama saat sesi rekonstruksi Kasir Cina dan sajian makan malam rijsttafel, pengalaman yang dirasakan para pesertalah yang merupakan tujuan utama KJB melakukan “Night Time Journey at Museum”.
Selain itu KJB juga mengikuti pelatihan konservasi bekerjasama dengan Balai Konservasi untuk lebih memaksimalkan fungsi komunitasnya di dalam museum. Saat ini selama masa pandemi COVID-19 KJB tetap aktif melakukan dokumentasi budaya yang akan diinformasikan secara virtual kepada masyarakat.
Sementara itu ditempat yang sama, tokoh masyarakat Luar Batang, Daeng Mansur Amin, yang juga Founder dari Sunda Kelapa Heritage, menceritakan bahwa kegiatan dalam komunitasnya adalah 90% kegiatan sosial, mereka juga melakukan kegiatan seni budaya dengan membuat berbagai event serta pergi ke daerah-daerah untuk melakukan riset kebudayaan, Sunda Kelapa Heritage kerap mendorong masyarakat lokal di daerah lain untuk mencintai dan menyelamatkan budaya mereka sendiri.
Menurut beliau bahwa di Kawasan Kota Tua memang banyak museum, tetapi belum ada museum yang merepresentasikan semangat masyarakat sekitar DKI Jakarta, Daeng Mansur mengusulkan pendirian sebuah ruang yang khusus menceritakan sejarah daerah-daerah di Jakarta, dan mungkin Museum Mandiri bisa mendirikan ruang tersebut karena beliau berpendapat sejak Museum Mandiri berdiri, museum ini sangat lekat dengan kegiatan komunitasnya.
Selama pandemi saat ini, Sunda Kelapa Heritage banyak melakukan kegiatan penyemprotan ke museum-museum di Kota Tua, bangunan-bangunan cagar budaya, dan sebagainya secara cuma-cuma sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat.
Selanjutnya memasuki sesi ketiga, pembicara terakhir, Frisca Hutagalung selaku Direktur Operasional Sahabat Anak, Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa Sahabat Anak memberikan perlindungan untuk anak-anak marjinal, terutama anak jalanan.
Di Kota Tua Jakarta sendiri Sahabat Anak didirikan sejak tahun 2011 dan sampai saat ini menaungi 45 adik dari 30 keluarga. Sahabat Anak Kota Tua berkegiatan di Ruang Perpustakaan Museum Mandiri, rutin disetiap Hari Minggu pukul 14.00-16.00 WIB. Kegiatan itu sendiri terdiri dari bimbingan belajar, pemberian makanan sehat, pemeriksaan kesehatan, study tour, kelas handycraft, dan lain-lain.
Selain itu intervensi yang dilakukan untuk adik-adik Sahabat Anak Kota Tua adalah advokasi mengenai identitas, pendidikan, dan kesehatan anak, dan selama pandemi ini berbagai kegiatan tetap dilakukan secara aktif oleh Sahabat Anak, diantaranya memberikan informasi COVID-19 terhadap orang tua adik, kegiatan “Kakak Menyapa Adik” secara online, ruang sharing kakak volunteer, serta pemberian paket sembako kepada keluarga adik-adik.
Lebih lanjut, Sahabat Anak sedang mengupayakan bantuan paket internet dan handphone bagi adik-adik bersekolah yang tidak memiliki handphone.
Total peserta Webshare kali ini berjumlah lebih dari 60 orang yang sangat aktif bertanya bahkan beberapa peserta ingin menjadi volunteer bagi Komunitas Sahabat Anak. Acara pun ditutup dengan foto bersama lalu pemberian bantuan sosial untuk pembelian cairan disinfektan dari Museum Mandiri kepada Daeng Mansur Amin.(D.M.A/yus)