|
Pemerintah dan DPR mengusung reformasi sektor keuangan pada saat situasi perekonomian global sedang menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian akibat pandemi, gangguan supply, inflasi tinggi, potensi resesi, disrupsi teknologi.
Namun banyak pihak yang menganggap lahirnya Undang-Undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan atau P2SK menjadi momen reformasi sektor keuangan Indonesia.
Industri asuransi belakangan menjadi perhatian masyarakat. Asuransi yang memiliki banyak manfaat dalam sektor keuangan, belakangan ini mengalami disrupsi akibat terjadinya gagal bayar perusahaan asuransi. Salah satu polemik terbesar di industri asuransi Indonesia adalah masalah klaim yang sulit dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Banyak nasabah yang mengeluhkan bahwa perusahaan asuransi menolak membayar klaim mereka, atau bahkan hanya membayar sebagian dari klaim yang seharusnya dibayarkan.
Wakil Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Fauzi Arfan menegaskan bahwa saat ini literasi masyarakat terhadap manfaat asuransi jiwa masih lemah. Kita ingin berperan aktif untuk meningkatkan literasi ini. Jadi masih banyak yang pemahamannya kurang pas. Kita sedang meluncurkan kampanye pahami perlindunganmu. Kita ajak berbagai stake holders agar masyarakat lebih paham kegunaan asuransi," ungkap Fauzi dalam Webinar Caraka Media Group Network, secara daring, Selasa (30/5).
Lebih lanjut, AAJI sendiri telah mewadahi 60 asuransi jiwa sebagai anggotanya. Dalam pertemuan ini, AAJI berharap kepada Caraka Media Group untuk mendukung upaya AAJI dalam peningkatan edukasi, literasi dan perlindungan konsumen dalam iklim pemberitaan yang positif. Selain itu, AAJI mengajak Media Group untuk ikut berperan serta aktif dalam meningkatkan edukasi dan literasi industri asuransi jiwa yang bertujuan untuk melindungi lebih banyak masyarakat Indonesia.
AAJI bersama dengan regulator serta pemangku kepentingan lainnya dalam industri keuangan non bank (IKNB) menguatkan komitmennya dalam mendorong literasi keuangan dan asuransi melalui kegiatan seri kampanye literasi yang inklusif, dengan melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan sampai dengan Universitas di Indonesia.
AAJI dan anggotanya dari perusahaan asuransi jiwa dan reasuransi secara aktif melakukan edukasi keuangan dan asuransi melalui kunjungan ke kampus-kampus dan melalui sosial media guna menciptakan industri asuransi yang sehat.
Bagi AAJI, kegiatan yang diselenggarakan oleh regulator industri keuangan dengan berbagai institusi Pemerintah dan perusahaan jasa keuangan (PUJK) merupakan bukti nyata sinergi dan kolektivitas seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki akses ke layanan jasa keuangan, termasuk perlindungan asuransi jiwa.
"kampanye inklusi dan literasi asuransi yang masif masih perlu dilakukan karena faktanya baru sekitar 6,5% penduduk Indonesia yang saat ini memiliki perlindungan asuransi jiwa", imbuhnya.
Yang belum terlalu dipahami banyak masyarakat, asuransi jiwa adalah salah satu cara paling efektif untuk mengatur keuangan masa depan. Ditambah dengan adanya risiko pandemi, masa depan masih menjadi sesuatu yang tidak dapat dipastikan oleh siapa pun. Di situlah pentingnya produk asuransi jiwa dalam melindungi semua orang dan keluarga tercinta dari berbagai risiko di masa depan, jelas Fauzi, Selasa (30/05/2023).
Menurutnya, berbagai risiko kehidupan di masa sulit seperti saat ini bisa menghambat pelaksanaan rencana yang sudah disusun untuk masa depan. Dengan perlindungan asuransi yang lebih baik, Fauzi meyakini proses pemulihan ekonomi saat pandemi akan mampu berjalan lebih stabil-positif.
Karena itu, meski masih dalam tantangan masa pandemi, AAJI bersama segenap insan asuransi Indonesia terus berupaya meningkatkan literasi asuransi, khususnya kepada kaum millennial sebagai generasi bangsa selanjutnya.
“Kampanye menyasar generasi millenial ini adalah salah satu ikhtiar penting pemulihan ekonomi. Mereka adalah generasi emas yang berperan penting membangun perekonomian Indonesia di masa depan".
Mudah-mudahan dengan perkembangan teknologi terkini dan meningkatnya kemampuan dalam memanfaatkan teknologi ini serta akses ke perlindungan asuransi, gen millenial ini akan mendongkrak kualitas kehidupan bangsa kita di masa depan,” ungkap Fauzi.