PEWARTA-TAMBORA.COM, JAKARTA — Keluhan datang dari masyarakat terkait sulitnya menemui pejabat di Polsek Kalideres, mulai dari Kanit hingga Kapolsek.
Kondisi ini diperparah dengan adanya ruangan-ruangan dengan pintu berlapis-lapis yang menimbulkan kesan tertutup, seolah menyimpan sesuatu yang sangat berharga, bahkan diibaratkan "seperti menyimpan emas".
Situasi ini dinilai bertolak belakang dengan prinsip pelayanan publik yang seharusnya terbuka dan mudah diakses.
Muklis (45), sala seorang warga yang mengalami langsung situasi tersebut mengungkapkan kekecewaannya. “Saya datang ke Polsek Kalideres untuk bertemu dengan Kanit, tapi begitu sulit. Ruangannya berpintu berlapis-lapis, seperti ada harta karun di dalamnya. Ini kan kantor polisi, bukan tempat rahasia. Seharusnya pelayanan ke masyarakat dipermudah, bukan dipersulit,” ungkapnya, Senin (16/12/2024).
Menanggapi keluhan warga itu, Awy Eziary, S.H., S.E., M.M., akademisi dan pengamat kebijakan publik, menyayangkan kondisi ini.
“Polisi memiliki tugas sebagai pelayan dan pengayom masyarakat. Jika pejabat di Polsek sulit ditemui dan aksesnya begitu terbatas, ini menunjukkan lemahnya komitmen terhadap pelayanan publik. Kantor polisi harus menjadi ruang yang terbuka, bukan terkesan eksklusif atau tertutup,” ujar Awy.
Lebih lanjut, Awy menambahkan, “Kesan pintu berlapis-lapis itu bisa menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Aparat kepolisian seharusnya membangun kepercayaan publik dengan prinsip transparansi dan kemudahan akses, bukan malah menciptakan jarak.”
Masyarakat berharap agar pihak kepolisian, khususnya Polsek Kalideres, segera memperbaiki sistem pelayanan publik.
Keterbukaan akses bagi masyarakat adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan mendukung tugas kepolisian dalam menjaga keamanan serta ketertiban.
Sayangnya, sampai dengan saat ini belum ada pejabat Polsek Kalideres yang merespon perihal keluhan warga tersebut.(red)